Minggu, 01 Desember 2013

keping kenangan 24 juni


ini hanya sepenggal episode yang singgah dan meraja di dalam memoriku , menggerutui seluruh sel dan saraf otak agar selalu mengingat dan bersejerah tentang tokoh yang otoriter menjajah seluruh bagiannya , hingga bala tentara di dalam otakku melemah dan tunduk agar selalu mengingat namanya.
Bagaimana aku bisa mengategorikan secuil kisah tak berujung tetapi memiliki awal yang pasti, menjadi sepenggal episode bahagia, sedangkan akhirnyapun tak ada yang mengetahui kecuali_Nya , penguasa tunggal di muka bumi ini.
Entahlah, akupun hanya bisa berkisah bermaksud menghilangkan kebingungan dalam diri.
Awal yang pasti bahagia di dalam cerita ini adalah bertemu dan memulai kisah dengannya , menyeni bersama angan dan waktu yang merubahnya indah , tetapi aku tetap dalam kebingungan mengategorikan kisah ini , sekencang-kencang apapun aku berteriak dan menjerit , tetap tak akan ada jawaban pasti untuk itu, kecuali_Nya sang maha rahman dan rahim , pemilik kasih dan cinta semua hati.
Hingga hatiku di pautkan pada seseorang di sana , yang selalu membuat fikiran ku tenggelam bersama rindu yang di semaikan di antara bebatuan . yah , dia menyemaikan rindu di antara bebatuan . terkadang rindu itu menjelma menjadi kesakitan yang teramat menyiksa. Tetapi aku tetap ingin tenggelam bersama rindu yang di titipkannya , menikmati dan rasakan sampai perlahan hilang dan semua berubah menjadi sebuah ketenangan.
Bagaimana aku menemukannya kembali , di saat semua angin membawa semua serpihan jejaknya. Hanya benda-benda kecil yang tak sengaja di titipkan untukku menjadi peredam luka yang tertutup senyuman beku untuknya. Sebuah benda bergerak di benakku selingi setiap sukma yang berupaya melupakannya dalam kegetiran waktu.
Tangis ku jatuh , di kala sayu-sayup angin senja tapaki malam di sebuah alun- alun kecil. Teringat di saat aku dan dia menjuntai menunggu ricik-ricik riaknya menjamahku manja. Dia yang selalu mengajakku duduk di bawah temaram cahaya sembari menari bersama angan. Tak ada yang dapat bayangkan betapa bahagianya jiwa yang di pelihara keikhlasan , hingga aku dibuat terbang seperti burung , menghirup semua ruang-ruang ketenangan hingga jiwa dan sukmaku berisi sebuah cinta . kami tak saling diam , hanya saja cara kami bercerita berbeda dengan kalian. Kami mengutarakan maksud dengan dentingan kaleng-kaleng minuman , dengan riuh siul angin yang mengepul menjadi asap di sebuah pembakaran ranting yang lapuk. Dengan .tatapan damai yang tenang , dengan awan yang bersusun putih jingga di tempa bias mentari tenggelam , dengan rumput-rumput liar yang kami duduki. Yah kami bercerita dengan semua imajinasi yang tak seorangpun bisa mengetahuinya.
Dia menyanjungku dengan senandungnya , hingga mata yang lindap ini lambat laun terpejam dan terlelap , tanpa jeda kala itu. Nyanyiannya selalu temani malamku. Dia bersolek ria dengan petikan senar yang iringi lantunan melodinya , tak ada maksud apapun ,dia hanya ingin aku tertidur lelap dengan senyum kedamaian.
Dia seseorang yang berbeda , tak memberi ucapan dan kecupan menjelang tidurku , tetapi menghaturkan sebuah harapan setelah lelap menemuiku . harapan yang selalu ingin aku dengar , harapan kecilnya yang ingin aku tidak lagi bertingkah terlalu manja dan keras kepala , hanya dia seseorang yang begitu aku rindui di saat jiwa terombang-ambing kesedihan . dia berkata bukan untuk aku dengar, , melainkan dia berkata sesuatu yangs elalu tertanam di benakku.
Kalian tak akan tau bagaimana pengorbannya , karna kau tak dapat mengurai keperihannya karnaku di kisah ini , aku hanya ingin berbicara tentang keindahannnya.

Hari ini sebuah rahasia terungkap diantara kesengajaan putaran pena,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar