ini hanya
sepenggal episode yang singgah dan meraja di dalam memoriku , menggerutui
seluruh sel dan saraf otak agar selalu mengingat dan bersejerah tentang tokoh
yang otoriter menjajah seluruh bagiannya , hingga bala tentara di dalam otakku
melemah dan tunduk agar selalu mengingat namanya.
Bagaimana
aku bisa mengategorikan secuil kisah tak berujung tetapi memiliki awal yang
pasti, menjadi sepenggal episode bahagia, sedangkan akhirnyapun tak ada yang
mengetahui kecuali_Nya , penguasa tunggal di muka bumi ini.
Entahlah,
akupun hanya bisa berkisah bermaksud menghilangkan kebingungan dalam diri.
Awal yang
pasti bahagia di dalam cerita ini adalah bertemu dan memulai kisah dengannya ,
menyeni bersama angan dan waktu yang merubahnya indah , tetapi aku tetap dalam
kebingungan mengategorikan kisah ini , sekencang-kencang apapun aku berteriak
dan menjerit , tetap tak akan ada jawaban pasti untuk itu, kecuali_Nya sang
maha rahman dan rahim , pemilik kasih dan cinta semua hati.
Hingga
hatiku di pautkan pada seseorang di sana , yang selalu membuat fikiran ku
tenggelam bersama rindu yang di semaikan di antara bebatuan . yah , dia
menyemaikan rindu di antara bebatuan . terkadang rindu itu menjelma menjadi
kesakitan yang teramat menyiksa. Tetapi aku tetap ingin tenggelam bersama rindu
yang di titipkannya , menikmati dan rasakan sampai perlahan hilang dan semua
berubah menjadi sebuah ketenangan.
Bagaimana
aku menemukannya kembali , di saat semua angin membawa semua serpihan jejaknya.
Hanya benda-benda kecil yang tak sengaja di titipkan untukku menjadi peredam
luka yang tertutup senyuman beku untuknya. Sebuah benda bergerak di benakku
selingi setiap sukma yang berupaya melupakannya dalam kegetiran waktu.
Tangis ku
jatuh , di kala sayu-sayup angin senja tapaki malam di sebuah alun- alun kecil.
Teringat di saat aku dan dia menjuntai menunggu ricik-ricik riaknya menjamahku
manja. Dia yang selalu mengajakku duduk di bawah temaram cahaya sembari menari
bersama angan. Tak ada yang dapat bayangkan betapa bahagianya jiwa yang di
pelihara keikhlasan , hingga aku dibuat terbang seperti burung , menghirup
semua ruang-ruang ketenangan hingga jiwa dan sukmaku berisi sebuah cinta . kami
tak saling diam , hanya saja cara kami bercerita berbeda dengan kalian. Kami
mengutarakan maksud dengan dentingan kaleng-kaleng minuman , dengan riuh siul
angin yang mengepul menjadi asap di sebuah pembakaran ranting yang lapuk.
Dengan .tatapan damai yang tenang , dengan awan yang bersusun putih jingga di
tempa bias mentari tenggelam , dengan rumput-rumput liar yang kami duduki. Yah
kami bercerita dengan semua imajinasi yang tak seorangpun bisa mengetahuinya.
Dia
menyanjungku dengan senandungnya , hingga mata yang lindap ini lambat laun
terpejam dan terlelap , tanpa jeda kala itu. Nyanyiannya selalu temani malamku.
Dia bersolek ria dengan petikan senar yang iringi lantunan melodinya , tak ada
maksud apapun ,dia hanya ingin aku tertidur lelap dengan senyum kedamaian.
Dia
seseorang yang berbeda , tak memberi ucapan dan kecupan menjelang tidurku ,
tetapi menghaturkan sebuah harapan setelah lelap menemuiku . harapan yang
selalu ingin aku dengar , harapan kecilnya yang ingin aku tidak lagi bertingkah
terlalu manja dan keras kepala , hanya dia seseorang yang begitu aku rindui di
saat jiwa terombang-ambing kesedihan . dia berkata bukan untuk aku dengar, ,
melainkan dia berkata sesuatu yangs elalu tertanam di benakku.
Kalian tak
akan tau bagaimana pengorbannya , karna kau tak dapat mengurai keperihannya
karnaku di kisah ini , aku hanya ingin berbicara tentang keindahannnya.
Hari ini
sebuah rahasia terungkap diantara kesengajaan putaran pena,